Jika anda termasuk netizen yang “gaul” tentu paham jika pandemi Kopit19 layakya agenda yang telah dipersiapkan dan di-skenario-kan secara matang. Dimana fakta-fakta hubungannya tidak terlalu sulit anda temukan hanya dengan rajin "blusukan" online, mencari data dari non-Media mainstream.
Ada 3 hal penting yang mengindikasikan hal itu. Pertama, skenario Lock
Step yang digagas oleh Rockefeller Foundation di tahun 2010. Skenario
lockdown dalam ‘buku panduan’ skenario lockstep ini bukanlah sekedar
kebetulan, persis seperti kondisi nyata kebijakan lockdown selama
plandemic Kopit19 yang nyata terjadi 10 tahun kemudian.
Kedua, ditemukan fakta bahwa test biometrik Kopit19 telah dipatenkan pada tahun 2015 dan 2017 oleh Richard Rockefeller.
Keduanya diajukan dan diperbarui bertahun-tahun bertahun-tahun sebelum pandemi. Ini adalah bukti tak terbantahkan bahwa pada tahun 2015 mereka sudah tahu apa yang akan terjadi. Adakah kata lain selain "direncanakan"? (https://jdfor2020.com/2020/10/us-patent-2020279585-pcr-test-submitted-by-richard-rothschild/)
Ketiga, adalah Event201 yang digelar
di New York pada 18 Oktober 2019, disponsori oleh
John Hopkins Center for Health Security, Bill and Melinda Gates Foundation,
World Economic Forum, serta beberapa kartel elit global lainnya. (https://www.centerforhealthsecurity.org/event201/)
Even 201 merupakan simulasi penanganan sebuah pandemi. Dimana di
dalamnya memuat skenario serangan virus SARS yang bermula di China dan kemudian
menyebar ke seluruh dunia. Dan hasil proyeksi simulasi pandemi tersebut menghasilkan
kurang lebih 65 juta angka kematian dalam 18 bulan. Tak cukup disitu, simulasi
serangan virus tersebut membuat 193 negara anggota PBB terjerumus ke dalam
jurang hutang yang jauh lebih dalam.
Bukan
rahasia lagi, Event itu dalam beberapa bulan berikutnya melahirkan Plandemic
Kopit19 yang muncul pertama kali di Wuhan, China. Sesuai
dengan ‘skenario’, maka setelah WHO menetapkan status Public Health Emergency of
International Concern (PHEIC) pada 11 Maret 2020, semua negara
di dunia langsung tancap gas menghadapi status darurat Kopit19.
Nah, Apakah skenario plandemic Kopit19 ini hanya akan cukup sampai disitu saja setelah agenda
vaksinasi kelak terus berjalan?
Sepertinya tidak, Ferguso, kenyatanya pada 2017 silam, Pusat Keamanan Kesehatan John Hopkins ternyata pernah merilis sebuah skenario futuristik lain yang diberinama SPARS. (https://www.centerforhealthsecurity.org/our-work/Center-projects/completed-projects/spars-pandemic-scenario.html)
Menurut skenario tersebut, akan ada wabah virus SARS pada
2025-2028 mendatang di St. Paul, Ibu kota negara bagian Minnesota, Amerika. Dari
situlah penyakit menular yang dikisahkan disebabkan oleh virus ini dan diberi nama
SPARS, yang artinya Saint Paul Acute Respiratory
Syndrome.
“Skenario fiktif” setelah itu mudah ditebak, virus ini bakal
menyebar ke seluruh dunia dengan cepat ke seluruh dunia dan menjadi “pandemi”
baru.
Seolah bakal menjadi pandemi modern jilid 2 meneruskan skenario kopit19 yang sukses membuat panik sebagian besar penduduk bumi.
Skenario SPARS ini layaknya bertujuan melengkapi upaya kontrol penuh atas manusia dengan
membentuk ‘Tatanan Satu Dunia’ (One World Order). Hal Ini direncanakan
terlaksana dengan adanya 4IR, dimana umat manusia akan masuk dalam kendali dan
pengawasan digital dan semua sendi kehirupan akan diubah berbasis digital dalam
sebuah sistem database big data Internet Of Thinks.
Lalu bagaimana tujuan simulasi skenario pandemi “jilid 2” ini akan dijalankan? Tentu modusnya tak bakal jauh beda dengan kisah sukses kopit19. Yaitu melalui kekuatan propaganda media mainstream The Big Six dan jaringannya di berbagai negara.
Mereka bagaikan ujung tombak skenario dalam menebar ketakutan dengan
update berita setiap saat memenuhi dan mencuci otak penduduk dunia agar takut, lalu mengikuti kemana arah skenario dijalankan.
Jika skenario ketakutan tahap lanjutan itu
benar-benar berjalan, apalagi yang tidak akan menyusul berikutnya selain program
vaksinasi lagi, dan lagi? Apakah vaksinasi merupakan program mulia para “malaikat”
yang peduli kesehatan anda?
Jika anda paham apa kandungan vaksin, dan bagaimana ia dibuat, akan sulit anda bisa mengiyakan hal itu. Apalagi 'dedengkot vaksin' Bill Gates pernah terang-terangan mengakatakan :
“Pertama kita mendapatkan populasi Dunia saat ini memiliki 6,8 miliar orang. Itu menuju ke sekitar 9 Miliar. Sekarang jika kita melakukan pekerjaan yang sangat baik pada vaksin baru, perawatan kesehatan, layanan kesehatan reproduksi, kita bisa menurunkannya mungkin 10% atau 15%.”
Tak heran jika para pencari kebenaran di seluruh dunia
mempercayai adanya agenda depopulasi yang dilakukan oleh oknum-oknum elit
dunia, dan Bill Gates lah salah satunya.
Walau jika anda mencari data perkataan Bill Gates itu di
internet, yang anda akan temukan adalah sanggahan dari para Fact Checker bahwa dalam
kesempatan itu Bill Gates tidak bermaksud demikian (mengurangi populasi manusia).
Jadi silahkan anda coba gunakan akal sehat mengartikan susunan kalimat itu dan
anda simpulkan sendiri.
Akankah seseorang yang berencana mengurangi populasi dunia
mempunyai niat mulia untuk peduli dengan kesehatan anda (memproduksi dan
mewajibkan vaksin)?
Kembali ke laptop, Singkatnya, modus simulasi
pandemi, Baik kopit19 maupun SPARS ini, memang sengaja diekspose dan diungkap
ke publik agar manusia seolah menyadari adanya kemungkinan peristiwa pandemi yang
akan terjadi kelak.
Lalu saat skenario itu berjalan sesuai yang direncanakan, mereka akan
mengatakan, “Itu hanya kebetulan, toh apa yang kami simulasikan hanyalah
tindakan preventif semata dan kami tidak merencanakan hal tersebut.”
“Sebaliknya manusia di seluruh
dunia perlu berterima kasih kepada kami karena kami telah membuat persiapan simulasi
sejak awal. Coba kalo nggak disimulasikan, dunia tidak akan punya persiapan
yang baik untuk menghadapinya?”
Luarr Biasa!!
Dengan membaca disklaimer skenario SPARS ini, harusnya anda bisa paham
bagaimana kisahnya akan dimainkan :
“Ini adalah skenario hipotetis yang dirancang untuk
menggambarkan tantangan komunikasi risiko kesehatan masyarakat yang berpotensi
muncul selama wabah penyakit menular yang terjadi secara alami yang membutuhkan
pengembangan dan distribusi obat baru dan / atau penelitian, vaksin, terapi,
atau tindakan pencegahan medis lainnya.
Patogen menular,
tindakan pencegahan medis, karakter, kutipan media berita, media sosial postingan,
dan tanggapan lembaga pemerintah yang dijelaskan di sini sepenuhnya fiksi.”
Jenius atau Spooky?
Plandemic baru kebohongan2 baru min.. |o|
ReplyDeleteTanpa henti..
DeleteRencana2 kejahatan yang dipublikasikan terang2an, lucunya sebagian besar manusia di dunia tak percaya.. Kasihan
ReplyDeleteMalas berpikir mungkin mas
Deleteditunggu 4 tahun lagi mas kejadian beneran ngga
ReplyDeleteMonggo silahkan mas
Delete