Teori konspirasi ditransformasi menjadi ‘kata yang dipersenjatai’ guna menyerang pihak manapun yang bersikap skeptis dan berusaha mencari kebenaran.
Beberapa kali admin menemukan akun-akun culun, akun-akun buzzer, troll, dan sejenisnya, di medsos tercyduk melontarkan komentar miring kepada akun-akun "free-thinker" dengan menyebut Teori konspirasi.
Bahkan ada juga yang bilang teori-teori konspirasi hanyalah argumen-argumen dan kisah khayalan tanpa data. Admin iseng balas komentar ybs dengan bertanya, "Anda ini bilang seperti itu apakah ada data dan buktinya? Kalau ada, tolong dong kasih contohnya!"
Kriiik... kriiik... kriiik, mengheningkan cipta selamanya. Admin kira anda pernah temuin akun-akun seperti itu. Berteriak lantang teori konspirasi dengan maksud merendahkan dan mengejek tapi tak paham apa yang dimaksud.
Yang jelas, tidak semua Teori konspirasi benar adanya. Namun 'sayangnya', sebagian besar adalah terbukti sebagai fakta konspirasi. Lalu apa itu sebenarnya Teori konspirasi?
Bagi akun-akun yang admin sebut diatas siapa tahu kebetulan nyangkut mampir disini, yuk kita bahas baik-baik, agar lain kali bisa belajar mikir dulu sebelum berkomentar. Biar ngga jadi jangkrik bos!
‘Teori konspirasi’ sebenarnya sudah ada sejak ratusan tahun lalu sebagai proposisi penjelas kecurigaan atau tuduhan berdasarkan argumen-argumen beserta data-data kepada dua orang atau lebih, kelompok, atau organisasi yang diduga kuat telah menyebabkan atau menutupi, melalui kolusi yang disengaja, dalam suatu rangkaian peristiwa atau fenomena yang memberi dampak negatif, merugikan dan massive, dalam lingkup sosial, politik, ekonomi dan dan atau bidang lainnya. (https://www.metabunk.org/threads/debunked-the-cia-invented-the-term-conspiracy-theory-in-1967-with-memo-1035-960.960/)
Namun dalam beberapa dekade terakhir istilah ‘Teori Konspirasi’ telah sengaja dikondisikan sebagai suatu yang selalu berkonotasi negatif, tidak masuk akal, mempunyai makna yang merendahkan, menghina, menjadi bentuk ejekan, umpatan, atau bahkan menjadi obyek tekanan dan ancaman dengan motif pembungkaman.
Martin Orr dan Gina Husting dalam buku mereka Media Marginalization of Racial Minorities: “Conspiracy Theorists” in U.S. Ghettos and on the “Arab Street” mengatakan,
‘Umpatan’ teori konspirasi digunakan untuk menekan mereka yang kerap menentang otoritas dan kekuasaan. Tujuannya membungkam suara ‘minoritas’.
Teori konspirasi yang ditransformasi menjadi ‘kata yang dipersenjatai’ untuk membendung, mencegah ketidakpercayaan publik dan terbongkarnya rahasia, dimulai oleh CIA di tahun 1967 lewat dokumen bernomor 1035-960. (https://www.maryferrell.org/showDoc.html?docId=9547#relPageId=2)
Dokumen ini kurang lebih berfungsi sebagai senjata pemberian label yang efektif untuk menyerang individu maupun kelompok yang skeptis dan kerap mempersoalkan atau mempertanyakan program, kegiatan, atau kebijakan pemerintah AS.
Dengan tajuk "Countering Criticism of the Warren Report" dokumen tersebut muncul sebagai langkah antisipasi gelombang ketidakpercayaan publik Amerika dalam kasus penembakan presiden JF Kennedy. Dimana data itu (Skeptisme publik) merupakan fakta yang diperoleh Komisi Warren di lapangan, atas kasus pembunuhan JFK, banyak orang bertanya-tanya tentang alasan tidak masuk akal atas versi pembunuhan JFK yang diklaim telah dilakukan oleh Lee Harvey Oswald sendirian. Untuk itu CIA mengirimkan ‘arahan’ ke semua biro-nya, yang menyatakan : “Kita harus melawan laporan yang dibuat Komisi Warren.” (https://www.themindrenewed.com/resources/documents/369-doc002)
FYI, adalah hal tabu di Amerika, mengajukan pertanyaan apalagi meragukan narasi resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah, Apalagi jika sampai kemudian menyebar luas menjadi isu publik. Sebuah ironi dalam negara yang mengklaim dirinya “paling demokrasi.”
Seperti sudah disebut diatas, Komisi Warren adalah lembaga tidak resmi yang didirikan pada 29 November 1963 oleh Presiden Lyndon B.Johnson melalui executive order 11130. Komisi ini bertugas melakukan upaya pengungkapan kebenaran cerita dibalik pembunuhan Kennedy. (https://en.wikipedia.org/wiki/Warren_Commission)
Implementasi dari dokumen 1035-960, CIA menggandeng pihak-pihak sebagai agen disinformasi yang dikenal dengan sebutan troll (http://www.wanttoknow.info/g/disinformation-agents).
Tugas para agen disinformasi adalah menyebarkan propaganda sesat sekaligus melakukan serangan balik menggunakan senjata tuduhan ‘teori konspirasi’ kepada semua pihak yang berseberangan dengan narasi mereka.
Para troll memutar fakta yang sesungguhnya dengan memasukkan olahan informasi yang sarat kebohongan, agar publik menjadi percaya dengan apa yang tengah dinarasikan, barulah bisa dibilang tugas para agen disinformasi ini selesai.
Sesuai dengan pernyataan William Casey di tahun 1981 selaku Direktur CIA masa Ronald Reagan, : “Kita akan tahu program disinformasi telah selesai, saat semua yang dipercayai publik Amerika adalah salah.” (https://www.counterpunch.org/2020/01/03/the-dangers-of-privatized-intelligence/)
Framing hujatan 'teori konspirasi' sebagai konotasi negatif dan menjadi senjata mematikan ini kelak terus akan digunakan CIA sebagai salah satu tools para bankers, globalis, dalam setiap kesempatan termasuk di masa perang dingin jaman unisoviet sampai detik plandmic ini "and another deceptions to come.!"
Di era digital saat ini, para troll termasuk buzzer lokal bisa berupa akun-akun follower nol, sampai pada akun-akun follower jutaan yang rajin memposting dengan postingan infografis sangat lengkap dan rapi.
Mereka berupaya untuk membuat bingung para netizen pencari kebenaran, menyebarkan propaganda sesuai narasi konspirator lokal maupun global. Selain melalui postingan, juga melalui komentar-komentar.
Maka literasi sangat penting agar kita tidak mudah tertarik mengikuti narasi para troll. Karena banyaknya literasi menentukan daya nalar dalam menyaring penyesatan yang dilakukan para agen disinformasi. Oke ya!
Jadi Ini sejalan dengan pernyataan Direktur CIA semasa pemerintahan George.W Bush di 2005, Porter Goss, (https://www.politico.com/magazine/story/2014/03/dianne-feinstein-cia-senate-104582_Page2.html) :
“Admit nothing, deny everything and make counter-accusations.” Alias, Tidak mengakui apa pun, menyangkal segalanya, dan membuat tuduhan balasan.”
Ajiib banget pemirsa!
Dalam menjalankan misi ini, CIA juga menggandeng jaringan media mainstream untuk memuluskan rencananya. Setidaknya CIA telah mengakui bahwa mereka secara rutin ‘menanam’ cerita (propaganda sesat) di media mainstream, baik di Amerika sendiri maupun di sebagian besar belahan dunia. (http://www.infiniteunknown.net/2012/02/29/cia-admits-using-msm-to-manipulate-the-usa-video/)
CIA dan lembaga pemerintah lainnya mengontrol media-media arus mainstream. Jika hal seperti itu di tahun 1950-an saja sudah dijalankan, sangat tidak mungkin bahwa hal yang sama tidak terjadi di masa sekarang dan masa mendatang, tentunya pada skala yang jauh lebih besar. Coba anda cek juga tentang operation Mockingbird.
Salah satu contoh sukses agenda propaganda yang dilakukan CIA adalah berkaitan dengan vaksin MMR (vaksin campak, gondong, dan rubella) keluaran GlaxoSmithKline (GSK). Jadi pada tahun 1998 The Lancet, jurnal medis prestisius di Inggris terbitkan sebuah laporan penelitian yang ditulis oleh Dr. Andrew Wakefield yang isinya menjelaskan bahwa vaksin MMR memicu autisme pada anak. (https://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140673605756968/fulltext)
Atas terbitnya jurnal tersebut, Big Pharma, CIA, bersama media mainstream dan British Medical Association bekerjasama mengambil langkah untuk menegasikan temuan Dr. Andrew Wakefield tersebut. Alhasil, si dokter dikasih ganjaran dengan pencabutan ijin praktek. Nah loh! (https://www.nytimes.com/2010/05/25/health/policy/25autism.html) (https://www.globalresearch.ca/the-evils-of-big-pharma-exposed/5425382)
Jadi cukup jelas, bahwa istilah teori konspirasi bukan ada begitu saja. Melainkan sebuah hasil fabrikasi sehingga mempunyai konotasi yang selalu negatif, dan menjadi senjata pembungkaman cukup efektif sampai saat ini bagi siapa saja yang bersikap skeptis dan berupaya membongkar kebohongan, agenda-agenda terselubung, terutama penipuan-penipuan skala global.
Nah, bagi yang suka berteriak mengumpat dengan menyebut ‘Teori konspirasi’, hanya ada 2 kemungkinan. Antara akun netizen culun yang belum paham, atau akun-akun bagian dari troll yang sadar atau tidak telah ikut menjadi bagian dalam konspirasi! Kalau ada kemungkinan lain, silahkan tulis di kolom komentar.
Jadi sekarang tidak ada alasan buat akun-akun yang admin sebut di awal tulisan untuk menjadi jangkrik di kesunyian malam. Kriiik... kriiik...
Post a Comment
Post a Comment